November 7, 2025

Projectbolo : Hal Tabu Di Berbagai Negara

Mengangkat topik yang tabuh untuk dibicarakan, namun dengan praktek terjadi dimana-mana

Hal Tabu di Indonesia
2025-06-29 | admin9

Ini 8 Hal yang Masih Sering Dianggap Tabu di Indonesia. Setuju?

Hal-hal yang Dianggap Tabu di Indonesia: Kenapa Masih Banyak yang Dianggap Aneh?

Pernah enggak sih kamu ditegur gara-gara ngomong atau melakukan sesuatu yang dianggap tidak pantas, padahal menurutmu itu biasa aja? Bisa jadi, yang kamu lakukan tergolong “tabu”.

Di Indonesia, masih ada banyak norma sosial yang membuat hal-hal tertentu terasa sensitif atau bahkan pantang untuk dilakukan atau dibicarakan. Berikut ini delapan contoh kebiasaan yang sering dianggap tabu dalam keseharian masyarakat Indonesia.

1. Menggunakan Tangan Kiri untuk Memberi Sesuatu

Meski tangan kiri dan kanan punya fungsi yang sama, banyak orang masih merasa tidak sopan jika https://antadeldorado.com/ menggunakan tangan kiri saat memberi atau menerima sesuatu. Hal ini muncul dari anggapan bahwa tangan kiri digunakan untuk aktivitas yang dianggap “kotor”, seperti membersihkan diri setelah buang air besar. Bahkan dalam bahasa Inggris, kata “left” sering dikaitkan dengan kelemahan atau ketidakbergunaan.

2. Beli Pembalut = Malu?

Enggak sedikit perempuan yang merasa canggung saat harus membeli pembalut, apalagi kalau dilihat oleh laki-laki. Sebagian bahkan memilih memberi kode rahasia kepada penjual. Padahal, menstruasi adalah hal alami yang seharusnya tidak perlu ditutupi atau dianggap memalukan.

3. Memanggil Nama Orang yang Lebih Tua

Menyebut nama seseorang yang lebih tua sering kali dianggap kurang ajar atau tidak tahu sopan santun. Karena itu, kita terbiasa menggunakan panggilan seperti “Pak”, “Bu”, “Mas”, atau “Mbak” untuk menunjukkan rasa hormat. Ini sudah jadi budaya yang mengakar dalam interaksi sehari-hari.

4. Pamer Kemesraan di Tempat Umum

Berpegangan tangan, berpelukan, atau berciuman di depan umum kerap dianggap tak pantas. Walau hal ini lumrah di budaya Barat, masyarakat Indonesia yang masih menjunjung tinggi adat ketimuran cenderung merasa risih dan bahkan menegur jika melihatnya. Bahkan pasangan suami istri pun sering kali dibatasi dalam hal ini.

5. Menyentuh Kepala Seseorang

Bagi sebagian budaya, menyentuh kepala bisa jadi hal biasa, tapi tidak di Indonesia. Kepala dianggap bagian paling sakral dari tubuh. Sentuhan di kepala, apalagi terhadap orang yang lebih tua, bisa dianggap sebagai tindakan tak sopan atau menyinggung.

6. Kentut atau Sendawa di Tempat Umum

Meski alami, kentut dan sendawa di hadapan orang lain sering kali bikin malu. Karena dianggap mengganggu atau jorok, banyak orang memilih menahannya atau melakukannya hanya saat sendirian.

7. Menunjuk dengan Telunjuk

Menunjuk langsung dengan jari telunjuk kerap dinilai kasar atau menantang. Oleh karena itu, banyak orang memilih menunjuk dengan ibu jari atau menggunakan gestur lain yang lebih halus untuk menunjukkan arah atau objek.

8. Bicara soal Seks

Topik seks masih jadi ranah yang sangat sensitif di Indonesia. Pembahasan seputar seks sering dianggap tidak pantas, terutama jika dilakukan di ruang publik atau dengan orang yang belum terlalu dekat. Padahal, edukasi tentang seks sangat penting untuk mencegah penyimpangan dan memberi pemahaman yang sehat, terutama bagi generasi muda.

Baca JugaDalam Sekejap: Ciptakan Kartu Tabu Secara Ajaib

Share: Facebook Twitter Linkedin
Hal Tabu
2025-06-24 | admin9

Dalam Sekejap: Ciptakan Kartu Tabu Secara Ajaib

Rasanya sungguh tidak adil bahwa saya menemukan cara membuat kartu tabu tercepat – dengan mudah, lebih cepat dari jepang slot yang Anda kira, tidak memerlukan pengetahuan teknologi, jenis yang ingin Anda buat lagi dan lagi – dan Anda baru mengetahuinya hari ini.

Baca Juga : 3 Pantangan yang Menghalangi Kita Membicarakan Hal-hal Sulit

Apakah Anda siap untuk keajaiban? Di sini kita mulai!!!

Membuat Kartu
Kunjungi Gratis, dan Anda bahkan tidak perlu mendaftar.
Masukkan kata yang ingin Anda targetkan di panel sebelah kiri. Misalnya, kata tersebut adalah ” siswa”. Klik enter dan lihat seberapa cepat kartu dibuat dengan kata-kata tabu, yaitu kata-kata terlarang. Lanjutkan dengan cara yang sama dengan semua kata yang ingin Anda tebak oleh siswa.
Simpan atau cetak segera; klik kanan mouse Anda dan pilih opsi Cetak. Sekarang Anda memiliki dua opsi:

Cetak segera
Simpan kartu sebagai PDF untuk dicetak nanti.

PENTING: Jika tidak berfungsi dengan browser yang Anda gunakan (Chrome), coba gunakan browser lain (Firefox). Anda juga perlu mengingat bahwa ini tidak berfungsi dengan kata majemuk, yaitu, ini akan berfungsi dengan kata “arogan” tetapi tidak dengan kata “santai”.

Cara bermain Taboo.

Bagilah kelas menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan 4-6 siswa dan minta mereka untuk memilih nama Tim.
letakkan satu set kartu menghadap ke bawah di atas meja.
Seorang anggota tim (pemberi petunjuk) dipilih dari kelompok pertama dan dibawa ke depan kelas.
Pemberi petunjuk mengambil kartu pertama dan menjelaskannya kepada rekan satu pengemudi (para penebak) tanpa menggunakan kata-kata tabu (terlarang) di dalamnya. Jika para penebak menebak, mereka akan mendapat poin untuk tim mereka. Kemudian, kartu tersebut disisihkan dan pemberi petunjuk memilih kartu lain untuk dijelaskan.
Jika pemberi informasi mengungkapkan kata terlarang, tim lain mendapat poin.
Bunyikan alarm diatur waktu setelah 90 detik, hitung jumlah kata yang diidentifikasi dengan benar, lalu daftarkan di bawah nama tim di papan tulis.
Ketika waktu habis, tim lain memilih pemain untuk melanjutkan permainan.

TRIK: Jika Anda lebih suka menggunakan Flipcard digital, seperti yang sering saya lakukan di masa lalu, Anda tetap dapat memanfaatkan alat ini dengan menyalin/menempelkan kata-kata tabu yang disarankan ke dalam Flipcard. Ini akan memungkinkan Anda menggunakan alat ini dengan cara yang nyaman dan efisien bagi Anda.

Share: Facebook Twitter Linkedin
Perihal Tabu Dalam Kehidupan
2025-06-24 | admin9

3 Pantangan yang Menghalangi Kita Membicarakan Hal-hal Sulit

Hal-hal sulit dalam hidup memang sulit untuk dibicarakan. Kematian, kefanaan, kehilangan, dan kesulitan adalah bagian inti dari kehidupan manusia. Namun, meskipun kita semua mengalaminya, hal-hal tersebut merupakan hal tabu yang tidak sering dibicarakan secara terbuka.

Bahkan dokter dan psikiater, yang pekerjaannya melibatkan penyampaian berita berat dan berbagi informasi https://theaardvarkfl.com/ yang menantang, sering kali kesulitan untuk berbicara dengan terampil tentang bagian-bagian kehidupan ini.

Jadi, bagaimana kita membicarakan hal-hal yang sulit? Apa saja tabu yang menghalangi kita? Dari mana asalnya dan bagaimana kita dapat mengatasinya?

  • Apa itu Tabu?
  • 3 Pantangan Mengenai Hal-hal Sulit dalam Hidup
  • Bagaimana Anda Membicarakan Hal-Hal yang Sulit?
  • Dengan Siapa Anda Dapat Berbicara?

Apa itu Tabu?

Tabu adalah norma sosial atau kebiasaan yang melarang kita melakukan tindakan tertentu atau membicarakan topik tertentu. Norma sosial mengatur hidup kita. Norma tersebut membimbing kita tentang cara bertindak dan berpikir. Kita mempelajari norma sosial dari keluarga, teman, sekolah, agama, dan media. Tabu adalah norma yang diajarkan kepada kita untuk tidak pernah kita lakukan. Tekanan untuk menghindari tabu umumnya diperkuat oleh orang-orang di sekitar kita.

3 Pantangan Mengenai Hal-hal Sulit dalam Hidup

Setiap budaya memiliki pantangan yang unik. Misalnya, di Jepang, meletakkan sumpit tegak lurus di atas makanan merupakan hal yang tabu. Di Thailand, menyentuh bagian atas kepala seseorang merupakan hal yang tabu. Hal ini dapat dianggap sebagai tindakan yang invasif, karena kepala merupakan bagian yang sakral dalam ajaran Buddha Thailand. Di banyak budaya, menanyakan usia seorang wanita merupakan hal yang tabu. Itu akan dianggap tidak sopan! Pantangan ini bersifat khusus, tetapi pantangan juga bisa sangat luas. Dalam beberapa kasus, pantangan tidak mencakup seluruh topik. Jika Anda pernah mengalami pantangan, Anda tidak sendirian. Meskipun topik-topik berikut memengaruhi kita semua, berikut adalah tiga pantangan besar yang terkait dengan hal-hal sulit dalam hidup.

1. Kematian

Berbicara tentang kematian adalah hal yang sulit dilakukan, apa pun yang terjadi. Hal itu dapat terasa menakutkan, menyedihkan, atau misterius dan menimbulkan kecemasan dalam diri kita. Berbicara tentang kematian adalah hal yang tabu di sebagian besar budaya. Dalam Ilmu Perilaku, Teori Manajemen Teror menyatakan bahwa memegang pandangan dunia dan pandangan positif berfungsi sebagai perisai terhadap kecemasan akan kematian. Kita cenderung menciptakan masyarakat yang “hanya memiliki getaran baik” dan tidak suka diingatkan tentang ketidakkekalan kita sendiri. Psikolog Jerman Otto Rank berteori bahwa semua budaya, pada kenyataannya, hanyalah cara rumit bagi manusia untuk secara simbolis mengabaikan kematian . Kita berusaha keras untuk menghindari apa yang kita takuti.

Pernah mendengar seseorang berbicara tentang merencanakan pemakaman mereka sendiri ? Itu tabu. Menurut National Funeral Directors Association, hanya 36% orang Amerika yang telah menulis atau berbicara dengan orang yang mereka cintai tentang rencana akhir hidup mereka, meskipun 100% dari kita akan mengalami kematian.

2. Trauma

Ada beberapa topik yang lebih tabu daripada trauma. Dari penyerangan hingga pelecehan dalam segala bentuknya, pengalaman traumatis hampir selalu dianggap tabu. Alasannya rumit. Korban mungkin memiliki pengalaman sebelumnya saat mencoba membicarakan hal-hal tabu yang tidak berjalan dengan baik atau tidak mengesahkan. Mereka mungkin takut akan pembalasan. Atau korban mungkin merasa bersalah atau malu, menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi. Bisa juga ada konsekuensi praktis, seperti kehilangan pekerjaan atau teman.

Karena trauma merupakan hal yang tabu, hal itu memperkuat perasaan bahwa kita sendirian dalam pengalaman kita, meskipun pada saat kita menjadi orang dewasa yang lebih tua, lebih dari 70% dari kita telah mengalami trauma. Namun, para psikolog secara umum setuju bahwa berbicara tentang trauma adalah salah satu jalan terbaik menuju pemulihan.

3. Ras

Meskipun berita terkini terkait ras hampir selalu menjadi berita utama di AS, ras masih menjadi topik yang tabu. Mungkin orang takut malu dengan prasangka mereka, baik yang diketahui maupun tidak. Sebuah jajak pendapat Reuters mengungkapkan bahwa 40% orang kulit putih di AS tidak memiliki satu pun teman dari ras yang berbeda. Tentu saja, kurangnya pengetahuan (ketidaktahuan) dapat menyebabkan orang menghindari topik ras. Pembicaraan tentang ras di tempat kerja dianggap lebih tabu daripada uang, seks, atau politik.

Baca Juga : Cancel Culture: Fenomena Sosial Media yang Kontroversial dan Kompleks

Share: Facebook Twitter Linkedin
Netizen Artis
2025-05-19 | admin9

5 Artis Hobi Membalas Komentar Nyinyir Netizen

Sebanyak tujuh artis hobi membalas komentar nyinyir dari netizen. Mereka tak tka takut dan membalas segala komentar pahit netizen usil. Artis kini telah banyak bersikap tak ingin netizen semena-mena seakan paling benar.

Berikut tujuh artis hobi membalas komentar nyinyir dari netizen.

1. Nindy Ayunda

Nindy Ayunda sering membalas komentar nyinyir netizen. Maudy tampak slot joker tak ingin netizen bersikap kasar dan nyinyir merasa paling benar.

“Jatuh nya mba nindy kayak pakai piama gt ya. apa akunya yg kurang tau tren,” kata akun @junesw26.

“Hadeuhhh ko bajunya kaya gitu ya gk cuco banget,,emang gk ngaca dulu gitu ya. btw emang cantik sih,” tulis akun @rossekar.

Nindy Ayunda sempat mendapatkan komentar ketika mengenakan piyama. Tak ingin terus dinyinyiri netizen, Nindy langsung berkomentar di akun Instagram miliknya.

“Ya Allah, ini upil naruto masih pada berisik aja komenin piyama gue,” tulis Nindy.

2. Rina Nose

Usai melepas hijab, Rina Nose kerap mendapatkan komentar pedas dari netizen. Penampilan terbuka tak luput dari perhatian netizen. Pernah dada Rina Nose mendapatkan komentar pedas dari netizen.

“Sudah hampir nampak belahan yang dulu ditutupin hijab tuh, dunia yang aneh, ada apa ini?,” tulis netizen.

Menanggapi hal tersebut, Rina pun membalas komentar salah satu netizen yang membawa-bawa agama dalam setiap penampilan mantan tunangan Fakhrul Razi tersebut.

“Nah, situ kenapa fokus kesitu? Mungkin otakmu yang perlu hijrah mas, bukan dunia yang aneh tapi otakmu itu,” tanggap Rina.

3. Bunga Zainal

Bunga Zainal juga sering mendapatkan komentar pedas dari netizen. Penampilan dan kisah rumah tangga sering kali jadi perhatian netizen.

Netizen pernah menyinggung Bunga Zainal sebagai perempuan matre. Bunga Zainal matre lantaran rela pindah agama demi menikah dengan produser ternama yang memiliki jarak usia 18 tahun dengannya. Menanggapi hal itu, Bunga pun membuat video menohok yang diunggahnya ke akun TikTok-nya, @bunga23zainal.

“Ketika temanmu kasih tahu kalau netizen gak percaya kamu nikah bukan karena harta,” tulis Bunga dikutip dari akun TikToknya.

4. Melly Goeslaw

Melly Goeslaw sempat geram ketika netizen mengomentari make up Laudya Cynthia Bella. Melly langsung menyemprot netizen.

“Punten sy kasih komen soal make up. Nikah itu ibadah, bukan dinilai dari tipis tebalnya sebuah make up, mahal murahnya baju pengantin, enak enggaknya cateringnya. Yg penting ijab, janji pada Allah. Aneh deh yang pada komen make up jiga nu gareulis waaaeeee,” tulis Melly.

5. Ariel Tatum

Ariel Tatum kerap tampil apa adanya. Namun demikian sikap Ariel banyak mengundang aksi tak pantas netizen. Ia kerap disindir netizen.

“Dasar p****r muka buled moga sekarat beneran lo kalau mampus di lingges truck. selangkangan bosok dimakan belatung,” tulis sebuah akun bernama @liyanaalfrina.

Ariel kemudian menjawab dengan santai. “@mayaramonasari astagfirullah.. sending you my love ang positivities mbak.. Saya doain semoga Tuhan selalu melindungi dirimu aamiin,” tulis Ariel.

Baca JugaCancel Culture 2025: Ketika Netizen Jadi Hakim di Dunia Maya Indonesia

Share: Facebook Twitter Linkedin
Tabu Dalam Kehidupan Masyarakat Ingin Jaya Aceh Besar
2025-03-22 | admin9

Tabu Dalam Kehidupan Masyarakat Ingin Jaya Aceh Besar

Abstrak

Tabu merupakan suatu hal yang terlarang untuk dilakukan yang masih diyakini dan dipraktikkan dalam masyarakat meskipun masyarakat sudah hidup di dunia modern dan menghadapi globalisasi. Kepercayaan terhadap tabu sudah ada sejak lama dari satu generasi ke generasi berikutnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tabu-tabu dalam kehidupan bermasyarakat di Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian lapangan dengan metode kualitatif. Sumber data utama diperoleh dari wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian kepustakaan juga dilakukan untuk mendukung data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Ingin Jaya masih mempercayai berbagai jenis tabu. Ada tabu yang melibatkan benda keras dan tajam seperti larangan membeli paku, jarum, benda keras/logam, dan garam di malam hari, larangan duduk di bawah tangga atau di depan pintu, dan larangan tidur di bawah langit terbuka atau tanpa atap. Kepercayaan terhadap tabu terjadi karena dua faktor. Faktor internal meliputi keluarga, …

Makalah terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui budaya tabu dalam masyarakat Banyumas. Banyumas merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Metode ini tidak menggunakan hitungan numerik atau matematis dan statistik dalam penafsiran data. Sumber data berasal dari wawancara dan telaah pustaka tentang budaya tabu di Banyumas dan sekitarnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada enam jenis budaya tabu di Banyumas berdasarkan klasifikasi Wardhaugh, yaitu seks, kematian, ekskresi, fungsi tubuh, masalah agama dan politik. Masalah agama merupakan tabu yang paling banyak muncul dalam budaya Banyumas. Masyarakat percaya bahwa budaya tabu tersebut dilarang untuk dilakukan karena mereka yang melanggar tabu tersebut akan mendapatkan sanksi dan hukuman yang tidak terduga.

Dalam kolom opini “Aceh Paska Konflik dalam Demokrasi Abu-Abu” (aceHTrend.co, 25/12/2015) penulis menggambarkan bahwa rezim politik Aceh dapat dikatakan menganut sistem non-otoritarian non-demokrasi, lalu bagaimana hubungannya dengan masyarakat sipil? Di manakah slot77 posisi masyarakat sipil dalam demokrasi “abu-abu” di Aceh? Dan sejauh mana perubahan masyarakat sipil dalam masa pembangunan perdamaian paska konflik di Aceh?

Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis aspek-aspek tabu di kalangan masyarakat Gorontalo baik dalam bentuk ujaran/kata maupun tindakan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berharga bagi masyarakat, khususnya masyarakat pendatang di Provinsi Gorontalo. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah analisis deskriptif kualitatif, sedangkan teknik pengambilan sampel disesuaikan secara khusus dengan tujuan penelitian (purposive sampling). Berdasarkan motivasi psikologis, tabu muncul dalam tiga kondisi, yaitu tabu rasa takut, tabu kehalusan, dan tabu kepatutan.

Baca Juga : 8 Hal yang Masih Sering Dianggap Tabu di Indonesia

Bahan baku pembuatan kompos, mikroorganisme lokal (MOL), dan biochar banyak tersedia di Kecamatan Ingin Jaya. Selama ini, sampah kota, sampah pertanian, dan sampah rumah tangga belum dikelola dengan baik, dianggap sebagai produk yang tidak bernilai jual, serta menimbulkan masalah lingkungan dan estetika. Sampah-sampah tersebut dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomis seperti kompos, MOL, dan biochar. Namun, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat masih sangat terbatas untuk mengolah bahan-bahan tersebut menjadi produk bernilai ekonomis. Oleh karena itu, kegiatan PKMBP dilaksanakan melalui pendekatan partisipatif yang diikuti dengan sekolah lapang. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan kelompok mitra yang terdiri dari anggota kelompok tani, PPL, PPL swadaya dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi pembuatan kompos, serta pembuatan MOL dan Biochar. Hasil yang dicapai adalah kegiatan PKMBP dapat meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menguasai konsep.a

Share: Facebook Twitter Linkedin
Nilai Tabu yang Sering adav
2025-03-15 | admin9

8 Hal yang Masih Sering Dianggap Tabu di Indonesia

Pernah enggak ada tindakan dan perkataan kita yang diralat orang lain dengan alasan apa yang kita katakan dan perbuat itu tabu?

Tabu adalah larangan sosial karena dianggap enggak sopan atau enggak sebaiknya dilakukan.

Di Indonesia sendiri, masih banyak banget hal-hal tabu yang sama sekali raja olympus enggak boleh kita lakukan dan katakan, lho.

Salah satunya adalah 8 hal ini yang paling sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari!

Menggunakan tangan kiri

Masih sering enggak berucap “maaf pakai tangan kiri” ketika menerima atau memberi sesuatu ke orang lain?

Pada dasarnya, tangan kanan dan kiri itu sama-sama sopan kok, bahkan ada aja kan orang yang beraktivitas dengan tangan kiri alias kidal?

Namun, penyebab tangan kiri menjadi tabu adalah karena tangan kiri dianggap sebagai tangan yang kotor, tangan yang digunakan untuk membersihkan anus ketika selesai BAB.

Arti kata kiri dalam bahasa inggris (left) juga enggak baik, yaitu lemah atau tak berguna, lho!

Membeli pembalut

Kamu sampai sekarang masih merasa malu kalau harus beli pembalut?

Banyak orang Indonesia yang percaya kalau membeli pembalut harus sembunyi-sembunyi dan enggak boleh ketahuan sama cowok manapun.

Saking tabunya, biasanya kita bisa memberi kode ke penjual untuk memberikan kita pembalut, lho!

Memanggil orang yang lebih tua dengan nama

Ketika kita mencoba memanggil orang yang lebih tua dari kita dengan namanya, kita pasti dianggap enggak sopan.

Makanya, kebiasaan ini dianggap tabu di Indonesia, lho!

Enggak heran biasanya kita menggunakan istilah ‘bapak’, ‘ibu’, ‘mas’, atau ‘mbak’ ketika memanggil seseorang yang lebih tua daripada kita.

Namun, penggunaan istilah ini nyatanya juga berguna untuk orang yang melayani kita, sehingga terdengar lebih sopan.

Public display affection

Hayo ngaku, siapa yang pernah malah mencibir ketika melihat orang yang pacaran peluk-pelukan mesra di tempat umum?

Indonesia sendiri mengadopsi budaya timur jauh lebih dalam daripada budaya barat. Ketika ada orang yang memperlihatkan rasa sayangnya berbentuk sentuhan fisik pada pacarnya, kita pasti bakalan risih melihatnya!

Enggak jarang ada orang yang menegur gaya pacaran yang terlalu ‘mesra’ tersebut karena dianggap tabu, termasuk menegur orang yang sudah menikah sekalipun!

Menyentuh kepala orang lain

Apapun status hubungannya, baik keluarga, teman, pacar, hingga orang asing, menyentuh kepala orang lain dianggap tabu dan sama sekali enggak boleh dilakukan! Apalagi kalau kita menyentuh kepala orang yang lebih tua!

Enggak heran, di Indonesia sendiri, kepala jadi simbol suci dari tubuh manusia.

Menyentuhnya aja dianggap sebagai perlakuan enggak sopan dan enggak ada etika!

Kentut atau sendawa di depan orang lain

Sering nahan kentut atau sendawa di depan orang lain karena merasa enggak sopan? Kamu salah satu orang yang menganggap kentut atau sendawa itu tabu, lho!

Kentut dan sendawa sebenarnya adalah kebutuhan alami manusia yang wajar. Namun, kalau kita merasa malu melakukannya di depan umum, kita termasuk orang yang menganggap hal tersebut tabu.

Itu kenapa biasanya kita hanya kentut dan sendawa di tempat privat!

Baca Juga : Pertimbangan Yang Membuat Cancel Culture Tepat Atau Tidaknya Dalam Masyarakat

Menunjuk dengan jari telunjuk

Sekadar menunjuk dengan jari telunjuk, kita bisa dianggap enggak sopan!

Makanya kebanyak orang akhirnya menunjuk dengan jari jempol, karena dianggap lebih sopan.

Seks

Sudah bukan rahasia lagi kalau seks adalah hal yang sangat tabu di Indonesia, bahkan enggak boleh diomongin sama sekali.

Ngomongin soal seks berarti ngomongin tentang privasi orang lain, yang artinya kita sudah melewati batas kesopanan!

Walaupun tabu, tapi ngomongin seks untuk pengetahuan itu sangat penting, terutama dalam keluarga dan lingkup pendidikan, supaya kita tahu bahayanya terjerumus seks bebas!

Share: Facebook Twitter Linkedin
Bahasan Cancel Culture
2025-02-19 | admin9

Membahas Cancel Culture: Pengertian, Kemunculan, dan Baik-Buruknya

Akhir-akhir ini, istilah https://www.braxtonatlakenorman.com/ cancel culture kerap kali dilontarkan di media sosial. Label “cancelled” malahan kerap kali dikasih kepada pekerja seni atau figur publik yang berasal dari luar ataupun dalam negeri. Tidak hanya orang, merek malahan dapat dikasih label cancelled.
Langsung, apa itu cancel culture? Apakah cancel culture lebih banyak membawa imbas positif atau negatif? Simak pembahasannya di tulisan berikut.

Apa Itu Cancel Culture?

Kamus Merriam-Webster mendefinisikan cancel culture sebagai aksi meng-cancel secara beramai-ramai untuk memperlihatkan rasa tidak sependapat dan memberikan tekanan sosial. Sementara cancel di sini maksudnya menarik dukungan kepada seseorang atau sesuatu secara publik, terutamanya di media sosial.

Herve Saint-Louis, asisten profesor media berkembang di University of Quebec at Chicoutimi, menerangkan bahwa aksi cancel diberi tuntunan pada individu yang bertindak melawan tradisi dan norma sosial yang berlaku di masyarakat.

Baca Juga : Apa Itu Cancel Culture dan Contohnya: Fenomena Kontroversial di Era Digital

Kemunculan Cancel Culture

Dikutip dari Vox, kemunculan istilah cancel salah satunya berasal dari film New Jack City (1991). Dalam sebuah adegan di mana seorang pria menetapkan kekerabatan dengan pacarnya, ia menerapkan kata “cancel”. Jadi, istilah cancel mulanya berarti menghapus seseorang dari kehidupan kita.

Istilah ini kemudian menjadi populer di tahun 2014, ketika salah satu artis film pria reality show Love and Hip-Hop: New York mengatakan “You’re canceled” kepada pacarnya ketika mereka berantem.

Istilah cancel malahan menjadi populer di Twitter dan digunakan sebagai tanggapan atas suatu tindakan yang tidak kita setujui. Istilah ini dapat digunakan dalam konteks serius ataupun bersenda gurau. Mulanya istilah cancel digunakan di kalangan teman atau kenalan, tetapi kemudian berevolusi menjadi tanggapan kepada selebriti atau merek.

Cancel Culture di Kalangan Contoh Publik dan Merek Familiar

Cancel culture kerap kali ditargetkan pada figur publik dan merek tertentu. Misalnya, fenomena cancel culture sempat terjadi atas J. K. Rowling, penulis serial Harry Potter. Pandangannya yang kontroversial membuatnya di-cancel oleh pengguna internet. Pengguna malahan ramai-ramai menyerukan untuk stop mendorong J. K. Rowling dan memboikot produk Harry Potter, mulai dari buku hingga penyesuaian diri filmnya.

Merek familiar Balenciaga malahan pernah menjadi target cancel culture. Mengutip The Cut, pada November 2022, Balenciaga merilis photoshoot yang memperlihatkan figur buah hati membawa boneka yang berpakaian vulgar. Kesudahannya, Balenciaga dan creative directornya dihujani kecaman dari pengguna internet dan malahan selebriti seperti Julia Fox dan Kim Kardashian.

Dua Sisi di Balik Cancel Culture

Jadi, apakah cancel culture lebih banyak membawa imbas positif atau negatif? Mengutip tulisan yang diterbitkan di Megashift Fisipol UGM, cancel culture dapat diamati dari dua sisi yang berbeda.

Share: Facebook Twitter Linkedin
Cancel Culture
2025-02-10 | admin9

Benarkah “Cancel Culture” Nyata Terjadi di Indonesia?

Menurutmu benarkah cancel culture sudah terjadi di Indonesia? Apakah ini sekadar fenomena atau akan ada momen maupun kejadian lain yang bisa terjadi serupa?

Selain itu, apakah itu adil bagi pengkarya yang mana juga terdampak pada karya-karya selanjutnya?

Cancel culture ini bisa dibilan sebuah gerakan yang umumnya terjadi di dunia maya. Umumnya gerakan ini bertujuan untuk memboikot atau menghukum seseorang maupun kelompok akibat tindakannya yang (dianggap) salah.

Akan tetapi –umumnya– gerakan ini biasanya muncul dalam pembahasan terkait misogini, ras, dan orientasi seksual.

Sayangnya, karena ini terjadi di ranah maya, maka cancel culture bisa terjadi dalam topik apa saja dan kepada siapa saja.

Pada beberapa kasus, misalnya, semula memang berupa perundungan yang ditujukan jknailsbeauty.com pada suatu masalah. Tetapi, saking tidak terkontrolnya dan bubble media sosial bisa berujung pada cancel culture yang belakang sudah berkembang di beberapa negara.

Diskursus ini jadi menarik karena ada pemahaman etis dan tidaknya cancel culture ini. Pasalnya, standar itu berbeda pada setiap orang, kan?

Bagaimana tanggapan Kompasianer mengenai fenomena ini? Benarkah ini bisa terjadi di Indonesia? Jika, ya, sebagai pembelajaran adakah hal-hal yang bisa kita antisipasi agar ini tidak terjadi pada kita?

Tidak hanya itu, dampak apa yang kemudian bisa terjadi jika ini benar sudah terjadi di Indonesia? Silakan tambah label Dampak Cancel Culture (menggunakan spasi) pada tiap konten yang dibuat.

Cancel culture, atau “budaya pembatalan”, adalah sebuah fenomena di mana individu atau kelompok dihukum atau diasingkan secara sosial karena tindakan atau perkataan yang dianggap tidak pantas, ofensif, atau berkonotasi negatif. Fenomena ini semakin berkembang di media sosial, di mana publik dapat dengan cepat mengkritik atau “membatalkan” figur publik atau bahkan perusahaan yang dianggap melanggar norma sosial atau etika.

Baca Juga : Warga Amerika dan ‘Budaya Pembatalan’: Sebagian Melihatnya Sebagai Seruan Akuntabilitas

Asal Mula Cancel Culture
Cancel culture berkembang pesat dengan adanya media sosial, di mana pengguna dapat saling terhubung dan berbagi pendapat dalam waktu yang sangat cepat. Gerakan ini mulai populer sekitar awal tahun 2010-an, dengan munculnya hashtag seperti #CancelKardashians dan #MeToo, yang memberikan ruang bagi orang-orang untuk berbicara tentang pengalaman mereka dengan kekuasaan, diskriminasi, atau pelecehan. Meskipun demikian, istilah “canceling” itu sendiri sudah ada sejak lama, meskipun lebih terbatas dalam penggunaan.

Cara Kerja Cancel Culture
Cancel culture biasanya dimulai dengan adanya pernyataan atau tindakan kontroversial dari seseorang—baik itu seorang selebriti, politisi, influencer, atau perusahaan. Ketika suatu pihak merasa bahwa tindakan atau perkataan tersebut tidak dapat diterima, mereka kemudian mengajak orang lain untuk “membatalkan” atau mengkritik individu atau entitas tersebut, sering kali melalui platform media sosial seperti Twitter, Instagram, atau TikTok. Ini dapat mencakup seruan untuk berhenti mengikuti akun media sosial mereka, berhenti membeli produk mereka, atau menarik dukungan finansial terhadap mereka.

Share: Facebook Twitter Linkedin